Open House Melbourne, Acara Tahunan yang Seru Untuk Didatangi


Melbourne City Baths, St. Michael Church, galeri di Nicholas Building, dan GPO 2 Studio Design

Akhir pekan minggu lalu, tepatnya pada hari Sabtu, 29 Juli 2017, saya uter-uteran keliling kota Melbourne untuk masuk ke gedung-gedung yang biasanya tidak terbuka untuk umum. Kok bisa? Karena pada 29 - 30 Juli 2017, ada acara Open House Melbourne 2017.

Saya awalnya nggak tahu tentang acara ini tapi karena beberapa teman di Facebook mengklik tombol akan menghadiri event ini saya jadi penasaran. Akhirnya setelah googling bertemulah dengan situs resmi Open House Melbourne. Dari situs tersebut saya dapat info bahwa Open House Melbourne adalah public architecture organisation. Tujuan organisasi ini membuat event dengan nama sama adalah untuk memberdayakan warga Melbourne untuk lebih paham dan peduli terhadap gedung-gedung yang ada di sekitar mereka.

Nah, pada Open House Melbourne 2017 ada sekitar 200 gedung di Melbourne dan sekitarnya dibuka untuk umum. Nyaris semuanya bisa didatangi secara gratis. Mulai dari gedung bersejarah, ibadah, sampai kantor yang biasanya tertutup untuk umum bisa dikunjungi. 


Saya pun sempat mengunjungi beberapa di antaranya. Tapi karena kunjungan saya tanpa persiapan, jadi kurang maksimal. Saya hanya sempat mengunjungi GPO 2 Studio Design, galeri dan kantor arsitek di Nicholas Building level 8, St. Michael Church, dan Melbourne City Baths.

Dari tempat-tempat tersebut saya harus akui bahwa saya paling terkesan dengan GPO 2 Studio Design. Bukan karena kantor ini terletak di lantai atas H&M (yang kalau saya bekerja di situ pasti bawaannya pengin main terus ke lantai bawah ;p) tapi karena kantor ini memang niat memberikan penjelasan ke para pengunjung. Saat  itu saya dan sekitar 5 pengunjung lainnya disambut oleh seorang arsitek bernama Michelle. 


Michelle, sang arsitek yang menjadi tour guide saya keliling kantornya

Dia menjelaskan tentang kantor tempatnya bekerja. Misalnya berapa banyak pegawainya, desain gedung apa saja yang sudah dibuat oleh kantornya, dan lain sebagainya. Dia menceritakan ini sambil mengajak kami keliling kantornya. Dia juga menjawab berbagai pertanyaan dari saya dan pengunjung lainnya. Saya terkesan dengan sambutan Michelle.  

Yang saya sesalkan adalah saya tidak bisa masuk ke Melbourne Town Hall karena mereka sudah fully booked. Padahal saya penasaran seperti apa bagian dalam gedung yang sudah digunakan sejak tahun 1870 ini. 


Di event Open House Melbourne ini memang tidak semua gedung bisa kita datangi saat itu juga. Ada juga yang mewajibkan untuk booking dulu sebelumnya. Bahkan untuk yang datang langsung pun siap-siap tidak bisa masuk karena terbatasnya kapasitas. Contohnya ketika saya datang ke Council House di 242 Collins Street. 


Antrian di depan Council House

Saat itu antrian sudah mengular dan harus menunggu sekitar 40 menit sampai grup pengunjung yang sudah di dalam selesai. Melihat antrian yang sangat panjang saya tidak yakin apakah saya bisa masuk ke grup selanjutnya (karena jumlah pengunjung per sesinya terbatas) atau harus menunggu lebih lama. Karena tidak mau buang waktu akhirnya saya putuskan meninggalkan antrian dan lanjut ke gedung-gedung lainnya.  

Kalau ditanya bagaimana kesan saya terhadap acara ini? Saya akan bilang ini adalah sesuatu yang menarik. Keliling kota dan masuk ke gedung-gedung untuk mendapatkan cerita atau foto tentang gedung tersebut adalah hal seru yang ternyata cukup saya sukai. Namun kalau saya bekesempatan lagi untuk menghadiri Open House Melbourne tahun depan, saya akan mensortir gedung yang mau saya datangi dari jauh-jauh hari dan melakukan reservasi bila diperlukan. 


Share:

0 komentar